Pertama kali aku memotret boneka secara outdoor di Singapura. Awalnya sempat takut juga dan mulai memikirkan hal-hal negatif, mulai dari dilihatin orang, bonekanya dipinjam anak-anak orang, sampai dikejar satpam setempat. Hahahaha. (Maklumlah ya, soalnya kan kita ada di negara orang, kalau sampai berurusan dengan polisi kan repot.) Tapi, mulai berpikir kalau kamu tidak berbuat hal-hal yang melanggar peraturan, tidak perlu takut. Lagian, fotonyakan di Singapura, tidak ada orang yang kita kenal, ya sudahlah cuek bebek saja sama orang yang nanti akan lihat. Jadi, langsung saja malamnya aku menuju Marina Bay, soalnya kayaknya keren banget kalau bisa memotret boneka dengan latar hotel Marina Bay yang ikonik. Dan, benar saja, semua orang yang ada disana sibuk dengan urusan mereka masing-masing mulai dari berolahraga, pacaran hngga foto-foto, mungkin ada yang melirik-lirik sedikit, tapi nampaknya tidak peduli. Alhasil, aku bisa foto sepuasnya sampai dapat foto yang cakep.
Foto-foto boneka di tempat umum nampaknya merupakan sebuah tantangan khususnya kalau yang foto adalah seorang pria. Yah, selain semua mata tertuju padamu, semua juga pada heran melihatmu. Hahahaha Pada blog kalo ini, aku ingin membagikan pengalaman aku ketika memotret boneka di lingkungan outdoor. Jika kamu mengikuti aktivitas instagram aku (@leochris91), pasti sudah tidak asing kalau melihat boneka-boneka berpose bak model sungguhan di berbagai tempat wisata, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Dan, setiap tempat memilik ceritanya masing-masing. Pertama kali aku memotret boneka secara outdoor di Singapura. Awalnya sempat takut juga dan mulai memikirkan hal-hal negatif, mulai dari dilihatin orang, bonekanya dipinjam anak-anak orang, sampai dikejar satpam setempat. Hahahaha. (Maklumlah ya, soalnya kan kita ada di negara orang, kalau sampai berurusan dengan polisi kan repot.) Tapi, mulai berpikir kalau kamu tidak berbuat hal-hal yang melanggar peraturan, tidak perlu takut. Lagian, fotonyakan di Singapura, tidak ada orang yang kita kenal, ya sudahlah cuek bebek saja sama orang yang nanti akan lihat. Jadi, langsung saja malamnya aku menuju Marina Bay, soalnya kayaknya keren banget kalau bisa memotret boneka dengan latar hotel Marina Bay yang ikonik. Dan, benar saja, semua orang yang ada disana sibuk dengan urusan mereka masing-masing mulai dari berolahraga, pacaran hngga foto-foto, mungkin ada yang melirik-lirik sedikit, tapi nampaknya tidak peduli. Alhasil, aku bisa foto sepuasnya sampai dapat foto yang cakep. Pada kunjungan ke Singapura saat itu, kebetulan aku juga ada singgah di Kuala Lumpur. Nah, kalau disini tantangannya meningkat karena kondisi Kuala Lumpur tidak jauh berbeda dengan Jakarta termasuk harus dipikir soal keselamatan kita. Jangan saking asiknya memotret, malah dijambret. Oleh karena itu, aku meminta beberapa teman menemani selama pemotretan, Lokasi pemotretan di KL adalah Twin Tower, ini adalah latar yang wajib karena kemewahan tower ini tidak terbantahkan. Kalau tidak percaya, boleh lihat foto dibawah. Hihihi Setelah berbekal pengalaman sebelumnya, kini aku mulai melakukan pemotretan dalam negeri. Destinasi pertama di Indonesia adalah Bali. Bali benar-benar spektakuler untuk pemotretan boneka. Untunglah di Bali, aku di temani oleh I Gusti Bayu, yang juga seorang kolektor boneka di Bali. Dia yang mengantar kita ke lokasi pemotretan kita yakni pantai Balangan. Pantai ini memiliki pemandangan spektakuler yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Selain itu, karena mayoritas yang datang ke pantai itu adalah bule, mereka juga cukup cuek dengan aktivitas kami. Setibanya di lokasi, kami langsung jalan-jalan disekitar tebing-tebing pantai untuk mencari spot foto yang bagus. Hanya saja, ternyata air laut di pantai ini mulai pasang menjelang siang dan jalur yang kami pakai ketika datang mulai terendam air . Sialnya, saat itu aku hanya pakai sandal crocs yang kalau kena air mulai licin. Duh, ini kalau jatuh di air, kamera pasti rusak. Syukurlah sampai sesi pemotretan selesai, semua tetap aman terkendali. Dan, yang lebih penting foto-foto yang didapat cetar. Destinasi berikut setelah Bali adalah ibukota tercinta, Jakarta. Lokasi pemotretan pertama kita adalah Kota Tua. Kota Tua ini… ah sudahlah! Ramainya bukan main. Aku sudah datang jam 7 pagi, tetap saja sudah ramai oleh siswa-siswa dan mahasiswa. Duh Duh! Akhirnya, setelah ketemu spot yang bagus dan sepi untuk pemotretan pakai kebaya, datanglah sekumpulan orang yang sedang hunting foto. Mereka berasal dari Darwis Triadi School of Photography. Jadinya, agak canggung pas aku foto-foto pakai model boneka, disamping foto-foto dengan model beneran. Hahaha. Tapi, jangan salah aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, apalagi aku dulunya pernah belajar sama Om Darwis juga. Salah satu spot foto yang aku ingin ambil juga adalah rumah akar. Pemotretan di rumah akar ini dikenakan biaya perawatan sebesar Rp. 200.000,- per satu jam. Di dalamnya boleh lihat langsung di foto saja. Fantastik. Tidak lupa di Monas! Sayangnya, tidak banyak foto yang bisa diambil karena saat itu sedang hujan deras. Setahun berlalu, aku kembali lagi ke Singapura. Kali ini, destinasi foto boneka adalah Tan Teng Niah house, Little India dan Universal Studio Singapore. Kalau pemotretan di Little India, sebenarnya terinspirasi dari Asia’s Next Top Model. Tempat ini benar-benar cocok menjadi latar foto boneka, so colorful! Setelah itu, kita menuju ke USS (Universal Studio Singapore) karena di dalamnya banyak sekali spot-spot foto dengan tema-tema yang unik seperti jalanan di New York, negeri dongeng, dan lain lain. Tetapi, jangan harap bisa menemukan lokasi yang sepi di tempat ini. Hampir disemua sisi USS penuh dengan anak muda foto OOTD. Oh, boneka aku juga tidak mau kalah dong. Untunglah mereka cukup cuek dengan aktivitas aku ini. Hahahaha. Jadinya, dapat deh foto-foto di USS. Dari Singapura, aku kembali lagi ke KL. Pada kunjungan kali ini, aku berniat untuk membeli koleksi dari Shantommo. Jadi, ownernya aku ajak ketemuan di Suria Mall. Orangnya baik, ramah dan asik. Kita mulai cerita dari pengalamanya ikut convention Integrity Toys, sampai bahas kolektor Malaysia. Ternyata, mereka jarang loh berkumpul kayak kolektor di Indonesia (dollmeet). Hanya saja kemarin lupa aku ajak makan T.T. (Maafkan aku Ryan). Setelah, memakai baju dari Shantommo langsung ke halaman belakang untuk foto-foto dengan latar Twin Tower lagi. Pokoknya tidak pernah bosan dengan tempat ini. FYI: Suria Mall itu dibawah Twin Tower. Jadi, kalau ke halaman belakang Suria Mall sudah bisa lihat Twin Tower. Dan, setibanya di luar, wuzzz, orang dimana-mana, satpam juga sering patroli. Tapi, karena tidak ada tujuan yang aneh-aneh, aku santai aja foto-foto bonekaku. Setelah membaca pengalaman aku diatas? Apa kalian tertarik untuk memotret boneka maupun action figure atau mainan kalian secara outdoor? Nantikan part 2 dari “Pengalaman aku foto boneka di outdoor” ya.
1 Comment
Kendall Jenner
2/11/2017 11:44:29
iyah aku tertarik, tapi aku takut kak klo gk d tempat yang sepi
Reply
Leave a Reply. |
About MeHi, I am well-known as Leo Chris, an alter ego. I have a passion in photography. I love to take pictures of dolls and toys. I am from Indonesia and currently live in Makassar. If you need contact person, find it here. Thank you. My Flickr GalleryArchives
April 2017
Categories |